Kamis, 14 Maret 2013

Prinsip-prinsip Pembelajaran di TK/RA



 Dalam melaksanakan pembelajaran di TK/RA perlu memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
      1.  Berorientasi pada Perkembangan Anak
      Dalam melakukan kegiatan, pendidik perlu memberikan kegiatan yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak. Anak merupakan individu yang unik, maka perlu memperhatikan perbedaan secara individual. Dengan demikian dalam kegiatan yang disiapkan perlu memperhatikan cara belajar anak yang dimulai dari cara sederhana ke rumit, konkrit ke abstrak, gerakan ke verbal, dan dari ke-aku-an ke rasa sosial.
  2. Berorientasi pada Kebutuhan Anak
      Kegiatan pembelajaran pada anak harus senantiasa berorientasi kepada kebutuhan anak. Anak pada usia dini sedang membutuhkan proses belajar untuk mengoptimalkan semua aspek perkembangannya. Dengan demikian berbagai jenis kegiatan pembelajaran hendaknya dilakukan berdasarkan pada perkembangan dan kebutuhan masing-masing anak.
 3.  Bermain Sambil Belajar atau Belajar Seraya Bermain
      Bermain merupakan pendekatan dalam melaksanakan pembelajaran di TK/RA. Kegiatan pembelajaran yang disiapkan oleh pendidik hendaknya dilakukan dalam situasi yang menyenangkan dengan menggunakan strategi, metode, materi/bahan, dan media yang menarik serta mudah diikuti oleh anak. Melalui bermain anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan dan memanfaatkan objek-objek yang dekat dengan anak, sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi anak. Ketika bermain anak membangun pengertian yang berkaitan dengan pengalamannya.
  4. Stimulasi Terpadu
Perkembangan anak bersifat sistematis, progresif dan berkesinambungan. Hal ini berarti kemajuan perkembangan satu aspek akan mempengaruhi aspek perkembangan lainnya. Karakteristik anak memandang segala sesuatu sebagai suatu keseluruhan, bukan bagian demi bagian. Stimulasi harus diberikan secara terpadu sehingga seluruh aspek perkembangan dapat berkembang secara berkelanjutan, dengan memperhatikan kematangan dan konteks sosial, dan budaya setempat.
Contohnya jika anak melakukan kegiatan makan, maka dalam kegiatan tersebut anak mengembangkan aspek:
·   Moral/agama : mengerti tata cara makan yang baik dan benar disertai dengan do’a sebelum dan sesudahnya
·   Sosial, emosional dan kedisiplinan : menolong diri sendiri
·   Bahasa : mengenal kosakata tentang nama makanan dan peralatan makan
·   Kognitif : mengerti manfaat makan
·   Motorik : mulai belajar memegang sendok

5.  Lingkungan Kondusif
Lingkungan pembelajaran harus diciptakan sedemikian menarik dan menyenangkan serta demokratis sehingga anak selalu betah dalam lingkungan sekolah baik di dalam maupun di luar ruangan. Lingkungan fisik hendaknya memperhatikan keamanan dan kenyamanan anak dalam bermain. Penataan ruang belajar harus disesuaikan dengan ruang gerak anak dalam bermain sehingga anak dapat berinteraksi dengan mudah baik dengan pendidik maupun dengan temannya.
Lingkungan belajar hendaknya tidak memisahkan anak dari nilai-nilai budayanya, yaitu tidak membedakan nilai-nilai yang dipelajari di rumah dan di sekolah ataupun di lingkungan sekitar. Pendidik harus peka terhadap karakteristik budaya masing-masing anak.
  6. Menggunakan Pendekatan Tematik
      Kegiatan pembelajaran dirancang dengan menggunakan pendekatan tematik. Tema sebagai wadah mengenalkan berbagai konsep untuk mengenal dirinya dan lingkungan sekitarnya. Tema dipilih dan dikembangkan dari hal-hal yang paling dekat dengan anak, sederhana, serta menarik minat.
7.  Aktif, Kreatif, Inovatif, Efektif, dan Menyenangkan
Proses pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, efektif, dan menyenangkan dapat dilakukan oleh anak yang disiapkan oleh pendidik melalui kegiatan-kegiatan yang menarik, menyenangkan untuk membangkiTK/RAan rasa ingin tahu anak, memotivasi anak untuk berpikir kritis, dan menemukan hal-hal baru. Pengelolaan pembelajaran hendaknya dilakukan secara demokratis, mengingat anak merupakan subjek dalam proses pembelajaran.
8.  Menggunakan Berbagai Media dan Sumber Belajar
Setiap kegiatan untuk menstimulasi perkembangan potensi anak, perlu memanfaaTK/RAan berbagai media dan sumber belajar, antara lain lingkungan alam sekitar atau bahan-bahan yang sengaja disiapkan oleh pendidik. Penggunaan berbagai media dan sumber belajar dimaksudkan agar anak dapat bereksplorasi dengan benda-benda di lingkungan sekitarnya.
9.  Mengembangkan Kecakapan Hidup
Proses pembelajaran harus diarahkan untuk mengembangkan kecakapan hidup melalui penyiapan lingkungan belajar yang menunjang berkembangnya kemampuan menolong diri sendiri, disiplin dan sosialisasi serta memperoleh keterampilan dasar yang berguna untuk kelangsungan hidupnya.
  10. Pemanfaatan Teknologi Informasi
Pelaksanaan stimulasi pada anak usia dini jika dimungkinkan dapat memanfaaTK/RAan teknologi untuk kelancaran kegiatan, misalnya tape, radio, televisi, komputer. Pemanfaatan teknologi informasi dalam kegiatan pembelajaran dimaksudkan untuk mendorong anak menyenangi belajar. 
menunggu privat IQRO
  11. Pembelajaran bersifat demokratis
Proses pembelajaran di TK/RA memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpikir, bertindak, berpendapat, serta berekspresi secara bebas dan bertanggung jawab.  

Rabu, 13 Maret 2013

Program Pembelajaran di TK/RA


RA/ TK saat ini merupakan ujung tombak pendidikan Indonesia. Dalam prakteknya, RA/TK telah menjadi tumpuan pertama, harapan pertama orangtua agar putera-puteri mereka benar-benar siap mengikuti pembelajaran di SD/MI. Demikian pula SD/MI yang secara tidak sadar menimpakan beban terhadap RA/TK dengan memaksa anak melampaui tugas mereka.

Program pembelajaran di TK/RA pada dasarnya hanya meliputi dua bidang pengembangan, yaitu (1) pengembangan diri dan (2) pengembangan kemampuan dasar. 

1. Bidang Pengembangan Diri 
Bidang pengembangan diri merupakan kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus dan ada dalam kehidupan sehari-hari anak sehingga menjadi pola pengembangan diri yang baik. Bidang pengembangan diri meliputi aspek pengembangan moral dan nilai-nilai agama, serta pengembangan sosial, emosional, dan kemandirian. 
Dari aspek pengembangan moral dan nilai-nilai agama diharapkan akan meningkatkan ketaqwaan anak terhadap Tuhan yang Maha Esa dan membina sikap anak dalam rangka meletakkan dasar agar peserta didik menjadi warga negara yang baik. 
Aspek pengembangan sosial dan kemandirian dimaksudkan untuk membina anak agar dapat mengendalikan emosinya secara wajar dan dapat berinteraksi dengan sesamanya maupun dengan orang dewasa dengan baik serta dapat menolong dirinya sendiri dalam rangka kecakapan hidup. Bidang pengembangan diri dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut. 
a. Kegiatan rutin adalah kegiatan yang dilakukan di TK/RA setiap hari, misalnya berbaris, berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan, menyanyi lagu-lagu yang dapat membangkiTK/RAan motivasi diri, lagu-lagu religius, berjabat tangan, dan mengucapkan salam baik kepada sesama anak maupun kepada guru, dan mengembalikan mainan pada tempatnya. 
 b. Kegiatan spontan adalah kegiatan yang dilakukan secara spontan, misalnya meminta tolong dengan baik, menawarkan bantuan dengan baik, memberi ucapan selamat kepada teman yang mencapai prestasi baik, dan menjenguk teman yang sakit. 
c. Pemberian teladan adalah kegiatan yang dilakukan dengan memberi teladan/contoh yang baik kepada anak, misalnya: memungut sampah yang dijumpai di lingkungan TK/RA, mengucapkan salam bila bertemu dengan orang lain, rapi dalam berpakaian, hadir di TK/RA tepat waktu, santun dalam bertutur kata, dan tersenyum ketika berjumpa dengan siapapun. d. Kegiatan terprogram adalah kegiatan yang diprogram dalam kegiatan pembelajaran (perencanaan semester, satuan kegiatan mingguan dan satuan kegiatan harian) di TK/RA, misalnya: makan bersama, menggosok gigi, menjaga kebersihan lingkungan, dan lain-lain. ( ditinjau kembali ---- merujuk pada pedoman pembiasaan) 

 2. Bidang Pengembangan Kemampuan Dasar 
 Bidang pengembangan kemampuan dasar merupakan kegiatan yang dipersiapkan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan dan kreativitas anak sesuai dengan tahap perkembangannya yaitu berbahasa kognitif, fisik /motorik, dan seni. 
a. Berbahasa Pengembangan kemampuan berbahasa bertujuan agar peserta didik mampu mengungkapkan pikiran melalui bahasa yang sederhana secara tepat, berkomunikasi secara efektif, dan membangkiTK/RAan minat anak untuk berbahasa yang baik dan benar. 
b. Kognitif Pengembangan kemampuan kognitif bertujuan agar anak mampu mengolah perolehan belajarnya, menemukan bermacam-macam alternatif pemecahan masalah, mengembangkan kemampuan logika matematika, pengetahuan ruang dan waktu, kemampuan memilah dan mengelompokkan, dan persiapan pengembangan kemampuan berfikir teliti. 
c. Fisik/motorik Pengembangan fisik / motorik bertujuan untuk memperkenalkan dan melatih gerakan kasar dan halus, meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi, serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat sehingga dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang sehat, kuat, dan terampil. d. Seni Pengembangan seni bertujuan agar anak dapat menciptakan sesuatu berdasarkan hasil imajinasinya dan dapat menghargai hasil kreativitas orang lain. 

 Pengembangan kemampuan dasar diprogramkan dalam perencanaan semester, perencanaan mingguan dalam bentuk satuan kegiatan mingguan (SKM) dan perencanaan harian dalam bentuk satuan kegiatan harian (SKH) yang dilaksanakan dalam pembelajaran sehari-hari di TK/RA.

KATINIAN

Yihhuuuuuuy! Kartiniaaaan! sebentar lagi, para tebewan tebewati merayakan Kartinian. selalu ada keceriaan dan semangat, selalu ada yang harus diperjuangkan, meski sebuah piala kecil? meski sebungkus kado berisi buku atau cokelat? meski hanya sebatas pengakuan: anakku berani majuuuu! jadi juara hafalan do'a harian atau surat pendek? jadi juara baca tulisan arab atau latin? jadi juara mewarnai dan melengkapi gambar? atau jadi juara pragaan busana tradisional? aku mauuuuuuu? iulah teriakan khas para tebe paling tidak, mereka akan berekspresi abis-abisan diajang catur atau pancalomba Kartinian 2013. aku si mau nari topeng aja ah sama temen-temen yang les tari topeeeeeng! aha, tak apa sayang....... iya. lagian hanya pada saat Kartinian para tebe berkesempatan mengenakan pakaian adat, selain tentu saja saat mereka dikhitan atau menjadi pendamping mempelai jika ada oom atau tante mereke menikah.

Selasa, 12 Maret 2013

Syekh Nurjati

Syekh Nurjati dikenal sebagai tokoh perintis dakwah Islam di wilayah Cirebon. Beliau menggunakan nama Syekh Nurjati pada saat berdakwah di Giri Amparan Jati, yang lebih terkenal dengan nama Gunung Jati. Sebuah bukit kecil dari dua bukit, yang berjarak 5 km sebelah utara Kota Cirebon, tepatnya di Desa Astana Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon. Cerita tentang Syekh Nurjati dijumpai dalam naskah-naskah tradisi Cirebon yang merupakan bukti sekunder. Naskah-naskah tersebut berbentuk prosa, diantaranya : Carita Purwaka Caruban Nagari, Babad Tanah Sunda dan Sejarah Cirebon. Serta naskah yang berbentuk tembang di antaranya Carub Kanda, Babad Cirebon, Babad Cerbon terbitan S.Z. Hadisutjipto, Wawacan Sunan Gunung Jati, Naskah Mertasinga, Naskah Kuningan dan Naskah Pulasaren. Dari sekian banyak naskah hanya naskah Babad Cirebon terbitan Brandes saja yang tidak memuat tentang Syekh Nurjati. Sedangkan naskah tertua yang menulis tentang Syekh Nurjati dibuat oleh Arya Cerbon pada tahun 1706 M. Perkampungan yang dekat dengan pelabuhan Muara Jati disebut Pesambangan. Diceritakan dalam Carita Purwaka Caruban Nagari, dalam Sejarah Banten, juga dalam Naskah Mertasinga, bahwa Syekh Nurjati/Syekh Idofi Mahdi/ Syekh Datuk Kahfi, mendarat di Muara Jati setelah pendaratan Syekh Quro dan rombongan. Syekh Nurjati bersama rombongan dari Bagdad sebanyak sepuluh orang pria dan dua orang perempuan tiba di Muara Jati. Rombongan ini diterima oleh Penguasa Pelabuhan Muara Jati, Ki Gedeng Tapa/Ki Mangkubumi Jumajan Jati sekitar tahun 1420 M. Syekh Nurjati mendapatkan ijin dari Ki Gedeng Tapa untuk bermukim di daerah Pesambangan(3), di sebuah bukit kecil yang bernama Giri Amparan Jati. sumber : SYEKH NURJATI (Syekh Datul Kahfi) Perintis Dakwah dan Pendidikan. drh. H.R.Bambang Irianto, BA dan Dra. Siti Fatimah, M.Hum. Zulfana, Cirebon